Belajar MLM dari Robert T Kiyosaki
SUMBER : http://daftardbs.blogspot.com/2009/06/belajar-mlm-dari-robert-t-kiyosaki.html
Ingin mencapai kebebasan finansial ? Coba baca buku-bukunya Robert T. Kiyosaki. Maklumlah lewat buku-bukunya itu-sebut saja Cashflow Quadrant, membedah penghasilan seseorang dalam empat kuadran.Kuadran Pertama, adalah pegawai (employe) yang gandrung pada kebebasan finansial. Mereka bekerja pada orang lain atau perusahaan. Misalnya, manager, direktur, Chief Executif Officer (CEO) dan Vice President.
Kuadran Kedua, Usaha sendiri (self employe) yang identik buat mereka yang punya profesi yang relatif mandiri. Mereka bekerja untuk dirinya sendiri, tidak tergantung pada orang lain. Misalnya dokter, notaris, pengacara dan sebagainya.
Kuadran Ketiga, Pemilik usaha (business owner), mereka punya bisnis sendiri, tapi tidak melakukannya sendiri. Mereka menyuruh orang lain melakukannya. Mereka yang bekerja tidak pada sistim, tapi sistim yang bekerja pada mereka . contohnya pengusaha, pemilik, bisnis, yang pengelolaannya diserahkan pada orang lain, misal pengusaha waralaba dan bisnis MLM.
Kuadran Keempat, adalah onvestor, mereka biasanya pemegang saham dalam suatu perusahaan maupun usaha. Mereka bukan bekerja pada uang, melainkan uang yang bekerja untuk mereka. Jadi mereka tidak bekerja, karena punya penghasilan yang disebut passive income.
Dari keempat kuadran itu, Robert membagi menjadi dua sisi. Pertama, kuadran kiri (terdiri dari employe dan self employee). Kedua, kuadran kanan (terdiri dari kuadran business owner dan kuadran investor). Di kuadran kanan ini, katanya setiap orang dapat membangun sistim bisnis atau membeli sistim tersebut. Ia berharap jadikan sistim itu sebagai “jembatan” yang aman melompat dari kuadran kiri ke kuadran kanan.
Menurutnya, ada tiga tipe sistim bisnis yang digunakan saat ini. Pertama, perusahaan tradisional, dimana seseorang membangun sisitm sendiri. Kedua, franchises, yang sistimnya dapat dibeli-memegang franchises. Ketiga MLM, yaitu suatu sistim yang dapat anda beli dan menjadi bagian dari sistim tersebut. Dari ketiga tipe itu, maka rekomendasinya pada MLM untuk pindah ke kuadran kanan.
Kenapa pilihannya pada MLM ? Robert bercerita soal temannya, seorang milyader real estat, yang menjadi distributor MLM. Padahal temannya itu dikenal tidak membutuhkan uang. “Tapi ia begitu semangat, sehingga membuat saya kaget. Saya bertanya, kenapa dia terjun ke MLM ?” tutur Robert pada majalah Network Marketing Lifestyle.
Ternyata jawaban sang teman sungguh tak terduga. Dia ingin menolong orang lain mendapatkan passive income, seperti halnya diperoleh di real estat. “Banyak orang bertanya pada saya, bagaimana caranya memperoleh passive income di real estat. Padahal mereka tidak punya latar belakang pendidikan seperti saya, juga tidak punya modal tambahan untuk investasi di real estat,” tutur sang teman. Dia percaya, MLM memberikan peluang pada masyarakat untuk membangun passive income, sekaligus mendukung mereka belajar menjadi investor profesional.
Karena itu, Robert akhirnya maklum bila temannya atau masyarakat begitu tertarik kepada MLM. Sebab, dibandingkan waralaba, modal yang dilontarkan bisnis ini relatif kecil-hanya membeli starterkit untuk keanggotaan. Bahkan, Robert mengistilahkan MLM itu seperti halnya membeli “waralaba” kepribadian, mengingat muara dari bisnis MLM merekrut orang dan membentuk jaringan. Namun, Robert mengingatkan, sukses di MLM ataupun salah satu di kuadran kanan tetap bekerja keras dan antusias. Sebab ia telah meneliti beberapa perusahaan MLM, baik mengenai produk, marketing plan maupun rancangan pendidikan (training). Hasilnya? Robert merekomendasikan untuk masuk ke kuandran kanan lewat MLM, kuncinya bukan produk. Melainkan rancangan pendidikan yang ditawarkan perusahaan MLM.
“Saya melihat, ada beberapa perusahaan MLM yang hanya tertarik menjual sistimnya kepada masyarakat. Tapi ada juga yang mendidik dan membantu anda mencapai kesuksesan.” Robert mengaku, dari hasil penelitiannya tentang MLM, menemukan dua hal penting yang dapat dipelajari-pertama, mengatasi ketakutan, dan kedua, bagaimana menjadi pemimpin.
Menurut Robert, sukses dapat diraih, bila seseorang belajar mengatasi ketakutan terhadap penolakan, dan cuek terhadap penilaian orang tentang Anda. Sebagai contohnya, Robert menyebut ayahnya mendorong bekerja di perusahaan xerok selama empat tahun. “Dorongan ayah saya ini, agar saya dapat mengetasi rasa malu dan takut pada penolakan.” Jadi yang penting, janganlah mendengar pendapat orang, melainkan pendapat Anda sendiri, kenapa melakukannya?
Lalu, pelajarilah bagaimana orang sukses itu dapat memimpin bawahannya? Sebab, latar belakang, merupakan hal tersulit dalam bisnis. “Saya sering menemukan pemimpin alami, punya kamampuan interaksi dan memberi inspirasi kepada orang lain. Ini merupakan keahlian yang tak ternilai yang dapat di pelajari.”
Menurutnya, transisi darikuadran kiri ke kuadran kanan, bukan sesuatu yang harus anda lakukan. Melainkan apa yang Anda inginkan. Jadi, kata Robert, jika anda belajar mengatasi penolakan, tidak terpengaruh oleh perkataan orang dan belajar memimpin, akan menemukan kemajuan. Disinilah, rekomendasi Robert dalam memilih perusahaan MLM, patutu disimak dengan baik-baik. Setidaknya, bagaimana perusahaan MLM itu dapat membangun Anda tidak sekedar sebagai sales. Tapi, lebih dari itu.
Berikut rekomendasinya :
- Pelajari track record yang terbukti sukses dengan sistim distribusi dan kompensasi beberapa tahun.
- Perusahaan MLM itu punya peluang bisnis yang diandalkan, terpercaya dan terbuka.
- Punya rencana, program pendidikan jangka panjang dalam mengembangkan membernya-peningkatan SDM ingatlah, percaya diri merupakan sesuatu yang vital dalam kuadran kanan.
- Punya program pembinaan yang kuat. Ingatlah, di MLM Anda ingin belajar dari pemimpin (leader), bukan penasehat yang telah berada di kuadran kanan yang menginginkan anda sukses.
- Punya figur yang dihormati, dan Anda nyaman bersamanya.
0 komentar:
Post a Comment