Hermawan Kartajaya dan Kisah Sukses di Dunia Marketing
Sumber : http://www.batamposentrepreneurship.com/hermawan-kartajaya-dan-kisah-sukses-di-dunia-marketing/
Diposting Oleh : editor
pada Tanggal : May 29 2012.
“Hermawan
Kartajaya termasuk sosok langka di Surabaya. Lahir dan dibesarkan di
metropolis, kini dia telah menjadi warga dunia. Berbagai jabatan tingkat
internasional disandang berkat kompetensinya di dunia marketing.”
Hermawan Kartajaya termasuk sosok langka
di Surabaya. Lahir dan dibesarkan di metropolis, kini dia telah menjadi
warga dunia. Berbagai jabatan tingkat internasional disandang berkat
kompetensinya di dunia marketing.
Saat ini, selain menjadi founder
MarkPlus Inc. ayah dua anak itu tercatat sebagai presiden Asosiasi
Marketing Dunia, salah seorang di antara 50 guru marketing dunia, konsul
kehormatan Republik Ceko di Surabaya, dan masih ada sederet gelar lain.
Hingga awal 1980-an, semua itu tak
pernah terbayang di benak Hermawan. Statusnya sebagai guru di SMAK St.
Louis membuat Hermawan seolah tak mungkin menekuni dunia pemasaran.
Hermawan berstatus sebagai guru di St.
Louis hingga 1985. Sebelumnya, selama lima tahun dia membaktikan diri di
SMP Sasana Bhakti. Di sekolah menengah pertama itu, pria yang berulang
tahun tiap 18 November tersebut pernah mencatat sebuah prestasi. Yakni,
menjadi kepala sekolah di usia yang masih belia, 20 tahun.
“Hingga kini, saya masih yakin bahwa
saya termasuk salah seorang kepala sekolah SMP termuda di Surabaya,”
ucapnya kemudian tertawa kecil.
Melihat Hermawan saat ini, tentu tak ada
yang meragukan kemapanannya di bidang finansial. Tapi saat muda, dia
mengaku harus melalui jalan hidup yang sulit. “Menjadi guru itu juga
karena saya kepepet ekonomi,” kenangnya.
Nasibnya berubah setelah dia diminta
menjadi manajer distribusi oleh salah seorang bekas muridnya, Kindarto
Kohar. Kindarto adalah pemilik PT Panggung, sebuah perusahaan yang
memegang lisensi peredaran produk elektronik dari JVC, Teac, Maxell, dan
sejumlah produk lainnya.
Hermawan memutuskan fokus pada pekerjaan
barunya. Profesi sebagai guru matematika dan fisika itu dilepas. Di PT
Panggung, karir Hermawan terus menanjak sehingga menjadi general
manager. Kendati hanya dua tahun berkiprah di PT Panggung, Hermawan
berhasil meletakkan dasar distribusi yang kukuh.
”Saya menghilangkan agen-agen PT
Panggung dan membentuk jalur distribusi sendiri,” kenangnya. “Cara itu
dalam jangka pendek memang menyurutkan angka penjualan. Namun, ke
depannya sangat bagus untuk kenaikan pendapatan,” tambahnya.
Kinerja Hermawan kemudian menarik
perhatian Poetra Sampoerna, pemilik PT HM Sampoerna sebelum dijual ke PT
Philip Morris sekarang. Dia menempati jabatan sebagai direktur
distribusi. Dengan status itu, Hermawan merasa laju evolusi pemikiran
dan kemampuan marketing-nya bertambah drastis.
Maklum saja, dia mendapat partner bagus
dalam berdiskusi marketing. Yakni, sang bos sendiri, Poetra Sampoerna.
”Pernah selama lima jam, saya dan Pak Poetra berdiskusi soal marketing,”
ungkapnya.
Dari perbincangan-perbincangan intens
seperti itu, Hermawan mendapat satu “mantra marketing” yang terus
diingatnya hingga kini. Yakni, it is better to be a little bit different
than to be a little bit better (lebih baik menjadi sedikit berbeda
daripada menjadi sedikit lebih baik). Dari sinilah, Hermawan
mengembangkan konsep tiga kredo utama. Yakni PDB (positioning,
diferentiation, branding).
Pada 1990, Hermawan keluar dari PT HM
Sampoerna dan kemudian mendirikan MarkPlus, sebuah perusahaan konsultan
marketing berikut riset dan training. Setelah itu, Hermawan “terbang”
semakin tinggi. Sejumlah konsep baru ditelurkan. Klien-klien kakap pun
tertarik menggunakan jasanya untuk me-renew strategi marketing. Di
antaranya United Tractor (Komatsu), Indofood, Semen Gresik Group, dan
Goodyear Indonesia.
Seiring dengan itu, namanya mulai
dikenal di luar negeri. Tonggak pertamanya dicatatkan ketika dia
ditahbiskan sebagai presiden marketing Asia Pasifik. Saat itu, dia
bertemu dengan Philip Kotler, bapak marketing modern, dalam sebuah
konferensi marketing di Moskow pada 1998.
Setelah menulis buku bersama Philip,
namanya terus berkibar. Dua tahun lalu, dia dianggap sebagai 50 guru
yang mengubah konsep marketing di era modern ini. “Rasanya tak
terbayangkan, namun semuanya bisa terjadi,” jawabnya ketika ditanya
bagaimana perasaannya ketika menoleh kepada dirinya 30 tahun lalu.
Apa ada impian yang masih ingin
diwujudkan saat ini? Hermawan menggelengkan kepala. “Rasanya, saya sudah
mendapatkan semua. Saya hanya ingin enjoy dan tetap mewarnai dunia
marketing yang sangat saya cintai ini,” tuturnya. (sumber : jawapos)
Short URL: http://www.batamposentrepreneurship.com/?p=650
0 komentar:
Post a Comment