No
|
Kurikulum .... – 1994
|
Kurikulum 2004 – 2006
|
Kurikulum 2013
|
1
|
Basis materi
|
Basis produk
|
Basis praksis
|
2
|
Fokus pada ranah pengetahuan
|
Mapel berkontribusi pada kompetensi tertentu
|
Mapel berkontribusi pada semua ranah kompetensi
|
2
|
Produk dan proses ditentukan dari materi
|
Produk ditentukan dari materi, proses ditentukan terpisah
|
Materi dan proses diturunkan dari produk
|
2
|
Penekanan pada rencana
|
Penekanan pada hasil
|
Penekanan keselarasan rencana, kegiatan, hasil
|
3
|
Keseragaman materi
|
Keseragaman hasil
|
Keseragaman materi, proses dan hasil
|
No
|
Kurikulum .... – 1994
|
Kurikulum 2004 – 2006
|
Kurikulum 2013
|
1
|
Basis materi
|
Basis produk
|
Basis praksis
|
2
|
Fokus pada ranah pengetahuan
|
Mapel berkontribusi pada kompetensi tertentu
|
Mapel berkontribusi pada semua ranah kompetensi
|
2
|
Produk dan proses ditentukan dari materi
|
Produk ditentukan dari materi, proses ditentukan terpisah
|
Materi dan proses diturunkan dari produk
|
2
|
Penekanan pada rencana
|
Penekanan pada hasil
|
Penekanan keselarasan rencana, kegiatan, hasil
|
3
|
Keseragaman materi
|
Keseragaman hasil
|
Keseragaman materi, proses dan hasil
|
4
|
Pemantauan pelaksanaan silabus dan RPP standar
|
Penilaian hasil yang sangat ketat (harusnya), mis. UN
|
Penilaian proses dan hasil secara utuh
|
5
|
Menggunakan materi sebagai konteks
|
Menggunakan materi sebagai konteks
|
Menggunakan tema populer sebagai konteks
|
Proses
|
Karakteristik Penguatan
|
Pembelajaran
|
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba,
menalar,....
|
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua
mata pelajaran
|
|
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu [discovery
learning]
|
|
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa
pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif
|
|
Penilaian
|
Mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi
|
Menekankan pada pertanyaan yang mebutuhkan pemikiran mendalam [bukan
sekedar hafalan]
|
|
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa
|
|
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa
|
No
|
KBK 2004
|
KTSP 2006
|
Kurikulum 2013
|
1
|
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
|
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan
|
|
2
|
Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar
Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
|
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi
Inti yang bebas mata pelajaran
|
|
3
|
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan,
dan pembentuk pengetahuan
|
Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan,
|
|
4
|
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
|
Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai
|
|
5
|
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata
pelajaran terpisah
|
Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)
|
|
6
|
Kurikulum adalah bagian dari Standar Isi
|
Kurikulum adalah turunan dari SKL, SI, Proses, Penilaian
|
KTSP 2006
|
Kurikulum 2013
|
Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu
|
Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi [sikap, keterampilan,
pengetahuan] dengan penekanan yang berbeda
|
Mapel dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri
|
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi
dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas
|
Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan
|
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge
|
Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang berbeda
|
Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama, yaitu
pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar,....
|
Untuk SMA, ada penjurusan sejak kelas XI
|
Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar
minat, dan pendalaman minat
|
SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi
|
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar-dasar
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
|
Penjurusan di SMK sangat detil [sampai keahlian]
|
Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai bidang studi], didalamnya
terdapat pengelompokkan peminatan dan pendalaman
|
Elemen
|
Ukuran Tata kelola
|
KTSP 2006
|
Kurikulum 2013
|
Guru
|
Kewenangan
|
Hampir mutlak
|
Terbatas
|
Kompetensi
|
Harus tinggi
|
Sebaiknya tinggi. Bagi yang rendah masih terbantu dengan adanya buku
|
|
Beban
|
Berat
|
Ringan
|
|
Efektivitas waktu untuk kegiatan
pembelajaran
|
Rendah [banyak waktu untuk persiapan]
|
Tinggi
|
|
Buku
|
Peran penerbit
|
Besar
|
Kecil
|
Variasi materi dan proses
|
Tinggi
|
Rendah
|
|
Variasi harga/beban siswa
|
Tinggi
|
Rendah
|
|
Siswa
|
Hasil pembelajaran
|
Tergantung sepenuhnya pada guru
|
Tidak sepenuhnya tergantung guru, tetapi juga buku yang disediakan
pemerintah
|
Pemantauan
|
Titik Penyimpangan
|
Banyak
|
Sedikit
|
Besar Penyimpangan
|
Tinggi
|
Rendah
|
|
Pengawasan
|
Sulit, hampir tidak mungkin
|
Mudah
|
Proses
|
Peran
|
KTSP 2006
|
Kurikulum 2013
|
Penyusunan Silabus
|
Guru
|
Hampir mutlak [dibatasi hanya oleh SK-KD]
|
Pengembangan dari yang sudah disiapkan
|
Pemerintah
|
Hanya sampai SK-KD
|
Mutlak
|
|
Pemerintah Daerah
|
Supervisi penyusunan
|
Supervisi pelaksanaan
|
|
Penyediaan Buku
|
Penerbit
|
Kuat
|
Lemah
|
Guru
|
Hampir mutlak
|
Kecil, untuk buku pengayaan
|
|
Pemerintah
|
Kecil, untuk kelayakan penggunaan di sekolah
|
Mutlak untuk buku teks
|
|
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
|
Guru
|
Hampir mutlak
|
Kecil, untuk pengembangan dari yang ada pada buku teks
|
Pemerintah Daerah
|
Supervisi penyusunan dan pemantauan
|
Supervisi pelaksanaan dan pemantauan
|
|
Pelaksanaan Pembelajaran
|
Guru
|
Mutlak
|
Hampir mutlak
|
Pemerintah Daerah
|
Pemantauan kesesuaian dengan rencana [variatif]
|
Pemantauan kesesuaian dengan buku teks [terkendali]
|
|
Penjaminan Mutu
|
Pemerintah
|
Sulit, karena variasi terlalu besar
|
Mudah, karena mengarah pada pedoman yang sama
|
- Pembelajaran merupakan proses Ilmiah
- Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik
- Penalaran dalam Pendekatan ilmiah
- Penalaran Induktif
- Penalaran deduktif
- Penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan
- Penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas
- Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik
- Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum
- Teknik-teknik investigasi tas fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya
- Kriteria Ilmiah
- Metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik
- Metode ilmiah umumnya memuat serial aktivitas pengoleksian data melalui observasi dan ekperimen, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis
- Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional
- Pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persen setelah lima belas menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen.
- Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen.
- Proses pembelajaran harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah
- Proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah
- Proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah lebih mengutamakan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran
- Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai nonilmiah
- Proses pembelajaran semata-mata berdasarkan intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis
- Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
- Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logi.
- Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran
- Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran
- Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran
- Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan
- Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya
- Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan
- Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”
- Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
- Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
- Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
- Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah
- Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran
- Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
- Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
- Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
- Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan
- Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
- Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar
- Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
- Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
- Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
PERINGKAT
|
NILAI
|
KRITERIA
|
Amat
Baik ( AB)
|
90 < A ≤ 100
|
Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
dilaksanakan
|
Baik (B)
|
75 < B < 90
|
Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis
|
Cukup
(C)
|
60 < C <
75
|
Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis
|
Kurang
(K)
|
< 60
|
Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak
logis
|
NO.
|
ASPEK YANG DIANALISIS
|
HASIL ANALISIS
|
TINDAK LANJUT HASIL ANALISIS
|
||
TIDAK
SESUAI
|
SESUAI
SEBAGIAN
|
SESUAI
|
|||
1.
|
Kesesuaian
dengan SKL
|
|
|
|
|
2.
|
Kesesuaian
dengan KI
|
|
|
|
|
3.
|
Kesesuaian
dengan KD
|
|
|
|
|
4.
|
Kecukupan
materi ditinjau dari:
a. cakupan
konsep/materi esensial
b. alokasi waktu.
|
|
|
|
|
5.
|
Kedalaman
materi pengayaan ditinjau dari:
a. Pola pikir keilmuan
b. Karakteristik siswa
|
|
|
|
|
6.
|
Informasi pembelajaran sesuai standar proses
|
|
|
|
|
7.
|
Penerapan Pendekatan Scientific
|
|
|
|
|
8.
|
Penilaian Autentik dan Bahan Remedial Teaching
|
|
|
|
|
9.
|
Kolom interaksi antara guru dengan orangtua
|
Satuan Pendidikan
|
:
|
……………………………………..
|
|
Kelas/Semester
|
:
|
……………………………………..
|
|
Mata Pelajaran
|
:
|
……………………………………..
|
|
Topik
|
:
|
……………………………………..
|
|
Pertemuan Ke-
|
:
|
……………………………………..
|
|
Alokasi Waktu
|
:
|
……………………………………..
|
|
A.
|
Kompetensi Dasar
|
||
B.
|
Indikator pencapaian kompetensi
|
||
C.
|
Tujuan pembelajaran
|
||
D.
|
Materi ajar
|
||
E.
|
Metode pembelajaran
|
||
F
|
Kegiatan Pembelajaran
|
||
G
|
Alat dan
Sumber Belajar
-
Alat dan Bahan
-
Sumber Belajar
|
||
H
|
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
-
Teknik : tertulis dan tak
tertulis
-
Bentuk
-
Instrumen (Tes dan Non tes)
-
Kunci dan Pedoman penskoran
- Tugas
|
||
NO.
|
ASPEK YANG DIANALISIS
|
TINDAK LANJUT HASIL ANALISIS
|
|||
TIDAK
TERPENUHI
|
TERPENUHI SEBAGIAN
|
TERPENUHI
|
|||
1.
|
Instrumen
rancangan penilaian sesuai dengan KI
|
|
|
|
|
2.
|
Instrumen
rancangan penilaian sesuai dengan KD
|
|
|
|
|
3.
|
Instrumen
rancangan penilaian sesuai dengan Indikator
|
|
|
|
|
4.
|
Instrumen
rancangan penilaian telah menggunakan teknik penilaian autentik
|
|
|
|
|
5.
|
Instrumen
rancangan penilaian telah menggunakan bentuk penilaian sesuai pendekatan
scientific dalam pembelajaran
|
|
|
|
|
6.
|
Instrumen
rancangan penilaian sesuai dengan materi yang diberikan
|
|
|
|
|
7.
|
Instrumen
rancangan penilaian sesuai waktu yang direncanakan
|
|
|
|
|
8.
|
Instrumen
penilaian mendukung penilaian autentik
|
|
|
|
|
No
|
Jenis Penilaian
|
Pelaku
|
Waktu
|
1
|
Penilaian otentik
|
Guru
|
Berkelanjutan
|
2
|
Penilaian diri
|
Siswa
|
Tiap kali sebelum ulangan harian.
|
3
|
Penilaian projek
|
Guru
|
Tiap akhir bab atau tema pelajaran
|
4
|
Ulangan harian (dapat berbentuk penugasan)
|
Guru
|
terintegrasi dengan proses pembelajaran
|
5
|
Ulangan Tengah dan Akhir Semester
|
Guru (di bawah koord. satuan pendidikan)
|
Semesteran
|
6
|
Ujian Tingkat Kompetensi
|
Sekolah (kisi-kisi dari Pemerintah)
|
Tiap tingkat kompetensi yang tidak bersamaan dengan
UN
|
7
|
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
|
Pemerintah (dengan metode survei)
|
Tiap akhir tingkat kompetensi (yang bukan akhir
jenjang sekolah)
|
8
|
Ujian Sekolah
|
Sekolah (sesuai dengan peraturan)
|
Akhir jenjang sekolah
|
9
|
Ujian Nasional sebagai Ujian
Tingkat Kompetensi pada akhir jenjang satuan pendidikan.
|
Pemerintah (sesuai dengan peraturan)
|
Akhir jenjang sekolah
|
No
|
Entitas Pendidikan
|
Indikator Keberhasilan
|
1
|
Peserta Didik
|
Lebih produktif, kreatif, inovatif, afektif
|
Lebih senang belajar
|
||
2
|
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
|
Lebih bergairah dalam melakukan proses pembelajaran
|
Lebih mudah dalam memenuhi ketentuan 24 jam per minggu
|
||
3
|
Manajemen Satuan Pendidikan
|
Lebih mengedepankan layanan pembelajaran termasuk bimbingan dan
penyuluhan
|
Terjadinya proses pembelajaran yang lebih variatif di sekolah
|
||
4
|
Negara dan Bangsa
|
Reputasi internasional pendidikannya menjadi lebih baik
|
Memiliki daya saing yang lebih tinggi, sehingga lebih menarik bagi
investor
|
||
5
|
Masyarakat Umum
|
Memperoleh lulusan sekolah yang lebih kompeten
|
Dapat berharap kebutuhan pendidikan akan dipenuhi oleh sekolah (tidak
perlu kursus tambahan)
|