1. Butuh waktu lama untuk pulih, tidak apa-apa
Julie (50), dari Denver, merasa ia akan mampu mengatasi perceraiannya. “Aku adalah orang yang kuat, aku memiliki usahaku sendiri, dan aku seorang pembicara profesional,” katanya. Namun ia mengakui bahwa selama setahun setelah perpisahan ia tidak bisa menghadapi kehidupan sendiran.
Ahli terapi kejiwaan Pandora MacLean-Hoover, yang pernah bercerai juga menyarankan untuk menemui ahli terapi yang bisa memahami betapa rapuhnya diri Anda. “Ahli terapi yang belum memiliki pengalaman mengenai perceraian sering membuat harapan palsu,” katanya.
2. Pilih konseling Anda dengan bijak
Pengacara yang mengerti hukum mengenai keluarga bisa membuat Anda mendapatkan perjanjian perceraian yang lebih baik karena ia tahu hukum negara dan mengenal para jaksa serta pengacara setempat.
Jika Anda dan suami Anda memiliki aset bersama yang rumit, maka Anda mungkin akan membutuhkan bantuan tambahan. Kira Brown (34) memiliki sebuah usaha dengan mantan suaminya dan berharap ia juga bisa menyewa perencana keuangan untuk membantu menegoisasikan perjanjiannya.
3. Perhatikan aset bersama Anda
Analis keuangan Sandy Arons, yang juga pernah bercerai, mengatakan bahwa 40 persen masalah perceraian adalah mengenai uang. Jadi carilah informasi sebanyak mungkin dan informasikan akun rekening bersama Anda secara mendalam sebelum menjalani sidang perceraian.
Lebih khusus lagi, “Pelajari semua password online untuk rekening bank, rekening mana saja yang memiliki sistem pembayaran otomatis, ke mana uang diinvestasikan, termasuk semua nama dan nomor rekeningnya, serta konsultan investasinya,” kata Newman. Tanyakan terlebih dahulu kepada pengacara Anda, kapan dan bagaimana cara mendapatkan informasi itu.
4. Segera cari tahu hal apa saja yang akan menjadi pengeluaran hidup Anda di masa depan
Dukungan finansial Anda harus menjadi prioritas utama, seperti yang dikatakan mediator dan pakar keuangan perceraian, Rosemary Frank. “Perasaan terluka akan sembuh dan masalah hukum akan selesai, namun dampak terhadap keuangan atas keputusan yang buruk atau keputusan awal yang tidak berdasar, bisa bertahan lama,“ katanya.
Langkah pertama, pahami biaya hidup Anda saat ini, sebelum proses perceraian dimulai. “Jika Anda tidak tahu apa yang akan Anda butuhkan di masa depan, maka Anda tidak akan bisa memintanya, dan tentu saja Anda tidak akan mendapatkannya,” katanya.
5. Antisipasi biaya tak terduga
Bahkan dengan perencanaan pengeluaran Anda di masa depan secara cermat, sesuatu yang mengejutkan bisa saja muncul. Contohnya, mantan suami Anda bisa saja mencabut Anda dari rencana asuransi kesehatannya, membuat Anda tak terjamin lagi di masa depan.
6. Menyakiti mantan biasanya malah bisa melukai Anda
Sederhana saja, membicarakan hal buruk mengenai mantan suami Anda malah bisa lebih menyakiti anak-anak Anda dibandingkan suami Anda, bahkan jika Anda merasa bahwa anak-anak Anda tidak mendengar atau membaca apa yang Anda katakan. “Tulisan online apa pun mengenai mantan pasangan Anda akan muncul selamanya sampai saat anak-anak Anda cukup dewasa untuk membacanya.”
7. Bercerai bukan berarti bahwa Anda gagal, tidak kompeten atau tidak diinginkan
“Bercerai sebelumnya menjadi pilihan yang tidak dilakukan orang-orang, dan banyak yang beranggapan bahwa wanita yang bercerai adalah wanita yang kalah atau terlibat skandal,” kata Jennifer Little, PhD, yang bercerai sebanyak dua kali, yang juga mendirikan Parents Teach Kids.
Ia mengatakan, pandangan itu masih muncul, jadi ingatlah bahwa perceraian tidak menentukan siapa dirimu. “Perceraian hanya bermakna bahwa hubungan tidak berjalan dengan baik,” katanya. “Anda tidak ditolak sebagai seorang wanita atau individu, atau dianggap sebagai istri, pasangan, kekasih ataupun sahabat yang tidak kompeten.”
8. Hari Raya akan menjadi lebih sulit dari apa yang Anda duga
Amanda (29) dari Albuquerque, New Mexico, sebelumnya menikah selama enam tahun sampai akhirnya ia bercerai. “Aku belum siap untuk sendiri saat Natal,” katanya. “Itu menegaskan konsep keretakan rumah tangga.” Ia berharap ia telah membuat rencana untuk menemui ibunya, sahabatnya, atau berlibur untuk menenangkan pikirannya sambil menikmati liburan Hari Raya. Jadi pastikan bahwa Anda menyibukan diri saat dalam masa-masa sulit tersebut.
9. Anak-anak Anda tidak akan mengatakan kepada Anda perasaan mereka yang sebenarnya mengenai perceraian, namun mereka akan memperlihatkannya melalui tingkah laku
“Anak-anak merasa bertanggung jawab atas perceraian tidak peduli betapa sering orangtua menyatakan bahwa itu bukanlah kesalahan mereka,” kata terapis pernikahan dan keluarga, Lesli M. W. Doares, penulis ‘Blueprint for a Lasting Marriage’.
Jadi, perhatikan tingkah laku anak Anda untuk memahami bagaimana mereka menghadapinya. Perhatikan regresi dalam tingkah laku anak Anda yang paling kecil, ingin tidur bersama Anda atau malah menunjukan rasa marahnya kepada saudara dan teman-temannya.
Remaja cenderung mengungkapkan dengan minum minuman beralkohol, bolos sekolah dan melanggar jam malam. Untuk membuat semuanya kembali seperti semula, Doares menyarankan untuk saling mengungkapkan masalah mereka sebagai keluarga, sehingga semua orang bisa membicarakan mengenai perubahan tersebut bersama.
Juga beri tahu guru anak Anda mengenai situasi baru yang mereka hadapi namun jangan langsung memasukkan anak Anda dalam terapi. “Itu bisa membuat merasa bahwa perceraian terjadi karena kesalahan mereka,” kata Doares, meski demikian, terapi dapat menjadi pilihan tepat jika terjadi perubahan tingkah laku yang ekstrem.
10. Perceraian bisa membebaskan Anda
Annie (47), dari Boston, merasa ia tidak memiliki bakat, selain mengasuh anak-anaknya, sebelum ia bercerai di 2007. Kini, ia memiliki blog, PlentyPerfect.com, dan bisa mendapat arahan baru dalam kehidupannya. “Perceraian bisa menjadi awal babak baru yang bagus, bahkan jika Anda tidak tahu bagaimana akhirnya,” katanya. “Mungkin kamu masih belum tahu pilihannya, namun ada banyak hal di luar sana.”
0 komentar:
Post a Comment