BELAJAR DI SEKOLAH -SERI PENDIDIKAN BERKARAKTER ~ TONI COMARA

BELAJAR DI SEKOLAH

(Makalah Pendidikan )

oleh

Hero Sultoni Comara

SMK NEGERI 4 KENDAL

BELAJAR DI SEKOLAH

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

Dia telah menciptakan manusai dari segumpal darah,

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (baca tulis),

Dia mengajarkankepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

(Q.S. 96: Al “Alaq :1-5)

Wahyu yang diturunkan kepada Rasul Muhammad di atas merupakan sebuah langkah revolusioner yang menjadikan masyarakat pada saat itu terbelalak. Mereka tercengang karena pada jaman itu adalah Jaman Jahiliyah atau jaman kebodohan. Di Jaman itu yakni Jaman kebodohan bukan berarti orang tidak pandai atau bodoh secara intelektual, mungkin teknologi yang dikembangkan sudah cukup maju , atau headnya sudah terisi bagus namun heart atau hati atau kecerdasan emosionalnya yang perlu diperbaiki. Dengan kondisi masyarakat yang tidak menghargai wanita bahkan keluarga akan sedih bila memiliki seorang bayi wanita sampai tega membunuh bayi yang tidak berdosa atau mentelantarkan istri bahkan ibunya. Kondisi yang demikian menjadikan keberkahan kehidupan menjadi sirna.

Mungkin juga masyarakat saat itu memiliki hand dalam arti memiliki ketrampilan yang memadai yang ditandai saat itu banyak orang yang kaya dari berdagang dan menggunakan ketrampilan tangannya untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan alam. Sayangnya dalam pelaksanaan kehidupan masyarakat saat itu belum ada keadilan, yang kuat mengeksploitasi yang lemah, perbudakan merajalela dan terjadi disharmonisasi kehidupan.

Melihat kondisi yang demikian, maka Tuhan mengirimkan utusanNya yakni Muhammad Rasululloh untuk membenahi kondisi masyarakat yang semakin tidak karuan. Perintah pertama yang disampaikan melalui Rasululloh adalah perintah agar membaca. Membaca bukan hanya semata-mata membaca secara formal seperti membaca buku dan literatur atau referensi yang lain namun membaca dalam artian luas yakni belajar. Belajar atau membaca dapat dilakukan dengan melihat situasi yang berkembang seperti situasi perkembangan lingkungan, kondisi sosial yang berkembang maupun kondisi alam yang terjadi. Secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut :

-a.Belajar dari Situasi Perkembangan Lingkungan Hidup

- Keluarga

Keluarga adalah sebuah lingkungan hidup terkecil, namun di dalam keluarga itulah kehidupan kita banyak berada di dalamnya. Justru dalam keluarga itulah pendidikan dimulai. Ketika pendidikan awal dimulai maka warna pendidikan akan sangat dominan. Di sinilah peran keluarga dalam mewarnai pendidikan bagi sikap, perilaku dan perbuatan sangat ditentukan.

Dalam sebuah keluarga yang paling dominan dalam memberi warna pendidikan adalah orang tua khususnya ibu. Ibulah yang akan memberikan arah kemana anak akan memilih keyakinan, memberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban serta tanggung jawab dan mendapatkan bekal kepribadian.

Pemahaman tentang agama dan keyakinan diperoleh dari keluarga sejak kecil. Sebagai anak tidak mungkin menolak ajaran dan keyakinan yang diberikan oleh orang tuanya. Dasar keagamaan yang diberikan setiap hari selama bertahun-tahun menjadikan agama dan keyakinan menjadi dasar dalam beribadah dan akan dibawanya sampai dewasa.

Sedangkan pemahaman tentang hak dan kewajiban diperoleh dalam menjalani kehidupan sehari hari. Esensi dari dua hal tersebut akan dipraktekkan dan dijadikan landasan hidup. Bahkan seringkali secara tidak sadar anak akan menuntut haknya kepada orang tua bila orang tua tidak segera menunaikan kewajibannya. Sebagai contoh anak belum membayar kewajibannya membayar uang sekolah, maka anak akan menuntut orang tuanya agar segera menyediakan sejumlah uang untuk membiayai sekolahnya. Anak merasa bahwa ia sudah menunaikan kewajiban untuk sekolah dan kini ia menuntut kewajiban orang tuanya untuk membayar uang sekolah. Sebenarnya akan lebih baik bila anak dapat membaca kemampuan orang tua dan berupaya meringankan beban orang tua misalkan dengan melakukan usaha kewirausahaan sekalipun dalam bentuk usaha yang sederhana misal jualan kue ketika ke sekolah.

Kesadaran anak untuk dapat membantu orang tuanya akan dapat timbul bila kepribadian anak dibina oleh orang tuanya dengan baik. Kepribadian ini menjadi sangat penting bagi seorang anak dalam menghadapi kerasnya persaingan kehidupan di masa mendatang. Dengan pribadi yang baik, maka akan mempermudah jalannya dalam mencari penghidupan. Orang lain akan merasa simpati bila melihat orang lain memiliki pribadi baik dan ia akan memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada orang yang memiliki kepribadian yang baik itu bila ada kesempatan atau lowongan kerja.

Dengan demikian belajar dalam lingkungan keluaraga adalah pendidikan pertama kali dan akan dibawa sampai dewasa dan tua. Pelajaran yang diperoleh oleh seorang anak dalam keluarganya akan menjadi bekal utama dalam kehidupannya kelak. Dalam lingkungan keluargalah dasar pendidikan berkarakter diperoleh seorang anak.

- Sekolah

Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran. Dalam sekolah itulah terjadi interaksi antara pendidik dan siswa didik. Guru tidak hanya sekedar mentranfer pengetahuan yang dimilikinya sesuai kompetensi namun juga mendidik. Untuk itu guru tidak hanya dituntut bisa mengajar namun juga membangun karakter peserta didik.

Dengan membangun karakter peserta didik maka diharapkan setelah menamatkan pendidikannya peserta didik tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual (head) saja namun juga memiliki keseimbangan emosional (heart) dan ketrampilan yang memadai (hand).

Untuk dapat menguasai kemampuan yang timbul dari head, heart dan hand, seorang peserta didik harus tekun dalam belajar, mengikuti perintah guru dan berdisiplin. Peserta didik bisa tekun belajar bila ia memiliki motivasi yang baik dan niat yang didukung kesadaran bahwa pendidikan yang sedang ia tempuh adalah untuk kepentingan dirinya kelak bukan untuk orang tuanya.

Bila peserta didik sudah membangun niat dengan baik, maka untuk melakukan perintah guru juga lebih ringan dan tidak ada penolakan ataupun kemalasan. Ia akan dengan suka rela melakukan tugas sekolah dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Pondasi ini juga sangat diperlukan agar peserta didik dapat berdisiplin di sekolah. Disiplin tersebut mencakup disiplin masuk sekolah, disiplin menggunakan atribut dalam berpakaian, disiplin mengikuti pelajaran dan disiplin pulang sekolah sampai disiplin mengerjakan tugas.

Dengan demikian sekolah merupakan wahana bagi seseorang dalam memperoleh bekal atau ilmu untuk kehidupanya kelak. Dengan belajar di sekolah akan didapatkan kecerdasan yang bersumber dari head, heart dan hand.

- Masyarakat

Lingkungan masyarakat di mana kita tinggal juga ikut mewarnai perilaku kita dalam kehidupan. Oleh karena itu kita harus pandai memilih lingkungan di mana kita akan tinggal. Lingkungan yang relatip baik untuk kita pilih antara lain seperi yang dekat dengan masjid/musholla atau tempat ibadat lainnya, lingkungan yang masyarakatnya saling toleran dalam beragama, lingkungan yang menjauhi kemaksiatan dan lingkungan yang memiliki kebiasaan yang mendidik.

Lingkungan yang dekat dengan tempat ibadah seperti masjid atau musholla memang bukan jaminan mencerminkan bahwa masyarakat sekitarnya pasti baik, namun setidak-tidaknya nuansa ibadah selalu terasakan di sekitar kita tinggal. Dengan dekat dengan tempat ibadah, paling tidak tiap hari kita ‘dipaksa’ untuk sholat berjamaah dan mengikuti kegiatan keagamaan lainnya yang diselenggarakan di tempat ibadah tersebut. Bila kita sudah memiliki anak, maka anak kita juga akan terbiasa untuk selalu melakukan peribadatan, belajar mengaji dan berinteraksi dengan orang orang alim.

Di samping Lingkungan sekitar tempat ibadah tempat lainnya yang relatip baik adalah lingkungan yang masyarakatnya memiliki toleransi tinggi . Toleransi terutama dalam kehidupan beragama. Juga toleransi untuk melakukan keyakinannya. Lingkungan semacam ini secara mudah dapat dilihat dari kondisi masyarakatnya yang saling menghormati dan tidak ada persaingan tidak sehat dalam mengejar materi. Lingkungan seperti ini sekilas juga dapat dilihat dari kebiasaan masyarakatnya yang tidak suka ngerumpi, begadang yang tidak berguna atau ‘kongkow-kongkow’ tanpa tujuan.

Ada satu lingkungan lagi yang dapat dipertimbangkan untuk bisa kita tempati adalah lingkungan yang memiliki kebiaaan mendidik. Contoh lingkungan yang memiliki kebiasaan mendidik antara lain seperti tidak ada yang suka bertamu ketika waktu Magrib sudah tiba, tidak ada adat kebiasaan yang melanggar agama seperti kebiasaan bermain kartu menggunakan uang (Jw : keplek), mabuk- mabukan maupun kumpul-kumpulan untuk memprediksi nomor undian yang akan keluar (meramal) dan sebagainya.

Lingkungan yang sangat ideal adalah ketika waktu magrib tiba, anggota masyarakat di lingkungan itu mengadakan sholat jamaah bersama, mengaji dan bagi anak anak belajar. Apalagi bila kebiatan ini dilakukan sampai waktu sholat Isya’ dengan ditandai sholat berjama’ah di musholla.

Sedapat mungkin kita jangan memilih satu lingkungan masyarakat yang memiliki adat kebiasaan berjudi atau mabuk mabukan bila ada acara khusus seperti kematian, kelahiran pindah tempat dan sebagainya. Mengapa ? mungkin bagi kita selaku orang tua sudah dapat memilah dan memilih mana yang baik dan tidak baik, namun bagi anak kita, secara tidak langsung ia akan belajar dari lingkungan itu untuk dibawa ketika usia dewasa menjadi sebuah kebiasaan.

Lingkungan masyarakat memang merupakan satu miniatur kehidupan yang acapkali menjadi sebuah kampus untuk belajar bagi kita dan anak anak kita, oleh karena itu bila memilih lingkungan tempat tinggal pilihlah lingkungan yang baik yakni yang mencerminkan kehidupan toleransi beragama, saling menghargai dan masyarakatnya agamis. Namun bila kita sudah terlanjut memiliki lingkungan yang kurang ideal atau kurang sehat secara sosial, maka perlu adanya proteksi kepada anak-anak melalui pemberian pemahaman dan pengaturan waktu untuk belajar, beriteraksi dengan masyarakat dan memilihkan kegiatan yang bermanfaat bagi anak.

-,b.Belajar/Membaca Kondisi Poleksosbud Hankam yang Berkembang

-Politik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Terbitan Balai Pustaka, kata ‘politik’ memiliki arti : Pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan. Politik juga memiliki arti segala urusan dan tindakan mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain. Arti kata politik lainnya adalah kebijakan; cara bertindak dalam menghadapi atau menangani suatu masalah.

Dalam belajar atau membaca masalah politik tentu saja kita tidak dapat terlalu masuk ke dalam lingkungan itu, kecuali bila kita menjadi pelaku yang terlibat langsung di dalamnya misalkan sebagai pengurus partai maupun anggota Dewan. Namun setidaknya kita membaca atau belajar dari gejala politik yang terjadi di pusat maupun daerah yang membawa dampak pada lingkungan di mana kita tinggal.

Jangan sampai kita dikatakan telmi (telat mikir) atau katrok (tidak cerdas) ketika ada kebijakan dari pemerintah yang berkaitan dengan masalah politik sampai kita ketinggalan misalnya informasi tentang pemilihan umum Presiden (Pilpres), penggantian menteri dan sebagainya. Apakah kita harus tahu sampai sedetail mungkin? Saya pikir tidak perlu demikian, namun paling tidak kita mengetahui dan dapat belajar arah kebijakan dan kemungkinan yang akan terjadi, sehingga bila ada orang lain yang bercerita kita bisa mengimbangi dan tidak dianggap terlalu terbelakang.

Dengan membaca atau mempelajari politik kita setidaknya juga akan mendapatkan gambaran tentang peta kenegaraan sehingga kita memiliki antisipasi dalam berbuat.

-Sosial

Masalah sosial mungkin paling banyak ada dilingkungan kita. Bila kita dapat menjadikan masalah itu sebagai cermin dan bahan kajian atau bahan pelajaran maka, kita akan menajadi lebih arif dalam bertindak. Misalkan kita melihat adanya satu darah yang tertimpa bencana, atau ada orang yang kekurangan bahan makanan atau sedang tertimpa musibah berupa sakit, kemudian kita jadikan masalah itu sebagai bahan diskusi bersama masyarakat untuk dipikirkan tindak lanjut dan kepedulian yang bisa dilakukan . Mungkin akan menjadi indah hidup ini.

Kita belajar atau membaca tidak hanya sekedar tahu bahwa ada sesuatu kondisi yang buruk di lingkungan sosial seperti ketika ada bencana sunami seperti yang terjadi di Jepang atau Lahar dingin di Merapi atau ulat Bulu di Jawa timur , namun alangkah baiknya bila kemudian kita dapat menghimpun dana untuk membantu mereka.

Kita juga perlu peduli ketika kita membaca adanya penduduk yang kekurangan makan atau bayi yang kekurangan gizi atau seorang TKW yang sedang tersangkut masalah di negeri orang. Bila kita tidak berdaya untuk berbuat lebih banyak misalkan membantu secara finansial, setidak tidaknya masalah tersebut dapat dijadikan cerminan agar lingkungan sekitar kita tidak tertimpa musibah seperti itu.

Yang paling bisa kita lakukan adalah belajar dari orang yang sedang tertimpa musibah berupa sakit, kecelakaan, kebakaran, PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan sebagainya. Bila masalah sosial itu menimpa keluarga, saudara, tetangga , teman atau masyarakat sekitar kita maka sudah selayaknya kita ada kepedulian untuk mengulurkan tanggan memberi bantuan. Bila memiliki kelebihan harta, maka bisa diberikan dalam bentuk natura atau finansial, namun bila memang tidak ada kemampuan untuk itu paling tidak kita bisa memberikan rasa simpati berupa doa dan memberikan dorongan atau semangat kepada mereka.

- Budaya

Budaya di negri kita memang beraneka macam. Di lingkungan kita juga bervariasi. Sebagai anggota masyarakat tidak mungkin kita menutup mata lalu berdiam diri ketika acara budaya itu dilaksanakan. Mungkin acara budaya itu tidak dikenal dalam agama, namun sebagai ujud kepedulian dan kerukunan bermasyarakat, kiranya kita harus cerdas dalam membaca event budaya tersebut agar tidak dianggap sebagai anggota masyarakat yang tidak mau bergaul dengan orang lain.

Bagaimana upaya kita agar cerdas membaca budaya yang ada di sekitar kita ? paling tidak kita menunjukkan kepedulian. Ketika bertemu dengan masyarakat niatilah bersilaturokhmi. Ketika mengikuti ritual jangan menjadi pemeran utama bila memang pendapatnya bahwa ritual itu menjurus kepada kemusyrikan. Sekedar hadir untuk ‘setor muka’ kemudian berpamitan dengan menyampaikan alasan mungkin akan lebih diapresiasi oleh masyarakat dari pada kemudian menunjukkan sikap yang anti atau bahkan menentang secara terang-terangan.

Dengan membaca dan mempelajari budaya yang ada dilingkungan kita akan dapat diperoleh tambahan khasanah pengetahuan dan kebijakan dalam bertindak.

-Pertahanan

Membaca dan mempelajari pertahanan suatu negara memang termasuk jauh dari kewenangan kita. Tetapi setidaknya dengan membaca model pertahanan suatu negara akan diperoleh strategi baik, guna mempertahankan prinsip dan eksistensi yang kita miliki. Ambillah contoh betapa tidak terduganya suatu penguasa yang sudah berkuasa puluhan tahun kemudian terguling hanya beberapa hari akibat dari arogansi dan meningkatnya kemiskinan serta banyaknya pengangguran. Betapa satu negara bisa goyah pertahanannya hanya gara-gara negara tetangganya juga digoncang masalah. Atau betapa tidak berdayanya seorang penguasa ketika ternyata para bawahannya yang selama ini dianggapnya sangat loyal ternyata menusuknya dari belakang dan mengadakan kudeta. Semua itu perlu kita baca dan pelajari dalam rangka mendapatkan strategi untuk mengatur dan memprtahankan kalangsungan kehidupan .

-Keamanan

Dengan membaca dan mempelajari situasi keamanan yang sedang berkembang, maka kita menjadi tahu bagaimana kondisi lingkungan yang akan terjadi. Setelah kita mengetahui perkembangan situasi dan memprediksi kemungkinan yang akan terjadi kita dapat mempersiapkan langkah kedepan lebih mantab.

Bagi yang memiliki modal dan pandai membaca situasi keamanan maka akan diperolehnya keuntungan secara finansial. Bagaimana caranya? Yakni dengan jalan bermain dalam valuta asing maupun saham. Orang yang bermain dalam arena ini pasti akan membaca situasi yang terjadi bila tidak mau rugi atau bangkrut. Para investor yang bermain di bidang ini sangat cerdas dan piawai dalam membaca situasi keamanan sehingga ia bisa secara tepat menentukan kapan ia harus membeli dan kapan harus melepas kertas berharga itu.

- c.Belajar/ Membaca kondisi alam yang terjadi.

-Iklim

Iklim adalah keadaan hawa (suhu, kelembapan, per-awanan, hujan dan sinar matahari) pada suatu daerah dalam jangka waktu yang lama (sekitar 30 tahun). Kita perlu mempelajari dan membaca iklim agar tidak terjadi salah prediksi dalam bertindak dan berusaha. Namun yang paling penting adalah bahwa dengan memahami serta mengetahui iklim yang berlangsung dalam suatu daerah dengan berbagai variasi akibat alamiahnya, harus mampu menumbuhkan rasa kekaguman pada yang kuasa sehingga menimbulkan kesukuran kepadaNya.

Kita bersyukur diberikan iklim yang sejuk, sehingga nyaman dalam menjalani kehidupan. Kita tidak perlu menggunakan AC di rumah karena cukup dengan kipas angin sudah merasa enak karena apa? Karena perubahan suhu antara siang dan malam tidak terlalu ekstrim.

Kita yang hidup di Nusantara ini persis di garis katulistiwa ini, mengalami siang dan malam yang hampir sama waktunya sehingga kita bisa mengatur waktu untuk bekerja dan beristirahat dengan sebaik-baiknya. Jadi bila kita cerdas membaca iklim yang diberikan Tuhan di negeri kita pasti kita akan selalu bersyukur dan tidak hanya terus mengeluh atau menyalahkan keadaan.

-Musim

Ada orang yang beranggapan bahwa sekarang ini sudah terjadi kesalahan musim. Artinya yang mestinya sudah masuk musim kemarau namun hujan masih terus saja turun. Atau sebaliknya yang mestinya sudah musim hujan namun masih terjadi kekeringan di mana-mana. Bila kita dapar belajar dan membaca musim, maka sebenarnya yang salah bukan musimnya namun justru manusianya. Mengapa manusianya? Ya karena manusia telah dengan rakusnya menebang hutan, mengapa manusia dengan sembarangan mengambil air tanah dan mengapa manusia tidak mau menjaga lingkungan ini dengan rajin mengadakan reboisasi. Kabupaten Kendal merasa beruntung karena memiliki Bupati yang cerdas membaca musim sehingga mengambil kebijakan untuk mewajibkan kepada para pasangan yang menikah agar menanam sedikitnya dua batang pohon produktip ketika ia akan melangsungkan pernikahan.

Langkah ini mungkin bisa diikuti oleh para kepala sekolah yang mewajibkan muridnya bila terlambat masuk sekolah. Biasanya peserta didik yang terlambat masuk sekolah diberikan pembinaan dengan latihan fisik seperti lari atau push up,maka bisa diganti bentuk hukumannya dengan menyiram tanaman, menanam tanaman atau mengembangkan tanaman produktip. Bila langkah tersebut dapat terus dilakukan dan ditindak lanjuti dengan kegiatan nyata lainnya maka program penanaman semilyard pohon akan segera terujud.

-Cuaca

Cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu. Cuaca memberi tanda-tanda pada manusia akan terjadinya sesuatu. Bila akan terjadi hujan, maka cuaca memberi tanda dengan mendung. Bila akan terjadi badai, maka cuaca memberi tanda dengan adanya awan gelap. Bila kita dapat belajar atau membaca tanda-tanda itu maka kita akan dapat mengambil langkah antispatip sebelum terjadinya sesuatu.

Setelah mengetahui bahwa cuaca mendung dan kilat sudah menyambar, guntur sudah mulai menggelegar, maka kita harus mempertimbangkan rencana kita untuk pergi. Bila acara itu memang harus dihadiri secara pribadi, maka ketika akan pergi perlu membawa mantel, payung atau menggunakan mobil.

Ketika ada informasi dari BMG bahwa pada minggu ini akan terjadi gelombang sangat besar di lautan, maka seyogyanya pelayaran atau para nelayan jangan melaut. Ketika sudah terbaca bahwa cuaca ekstrim akan berlangsung lama, maka para petani akan mempertimbangkan tanaman yang akan diusahakannya. Bila dibaca bahwa dalam jangka empat puluh hari ke depan banyak hujan maka jangan menanam bawang merah. Ketika tiga sampai enam bulan mendatang banyak turun hujan maka jangan menanam tembakau.

Informasi dari BMG memang sifatnya perediksi atau ramalan, namun prediksi yang dilakukannya adalah menggunakan alat canggih dan menggunakan ilmu yang telah teruji. Dengan demikian lembaga itu dalam membaca cuaca jelas ada dasarnya dan tidak sembarangan. Maka bila secara cerdas dapat membaca cuaca kemudian menyikapi kejadian yang akan berlangsung secara arif, maka diharapkan kerugian lebih besar dapat dihindari.