- TRIBUNnews.com
PLASADANA.COM - Ini suara yang disampaikan oleh para
wirausahawan yang berani mengambil risiko, menapaki jalan berliku,
kemudian berhasil. Tapi mereka juga melakukan kesalahan.
Kepada CNBC, sebagian dari mereka berbagi pengalaman buruk tersebut. Apa saja?1. Hati-hati, besar terlalu cepat
Terkadang terlalu cepat juga tidak baik, karena bisa menjerumuskan. Pengalaman Terence Swee, pendiri perusahaan piranti lunak untuk mengedit video, Movee.com pada 2001, punya kisah. Kalau waktu bisa berulang, kayanya, dia tidak ingin terlalu besar dalam waktu singkat.
"Kerap kita menawarkan apa saja dan tidak fokus pada satu area. Semuanya ditawarkan, ketika ada kesempatan," paparnya.
Ini akan membuat fondasi bisnis menjadi lemah. Padahal, kekhususan menjadi sangat penting, di tengah persaingan yang makin ketat.
2. Berpikir sempit
Satu tempat dengan tempat lain punya aturan dan kearifan masing-masing. Begitu pun dengan kawasan Asia Tenggara.
Dari pengalaman para pebisnis, mereka harus membuat strategi dan model bisnis berbeda untuk setiap negara. "Aturannya saja berbeda. Begitu pun dengan kultur dan infrastruktur. Karena itu, Anda harus masuk dengan strategi bisnis yang berbeda," papar seorang pebisnis.
3. Jangan sungkan minta bantuan
Daien Duhamel, Managing Partner dari Solidace, perusahaan konsultan asal Singapura, mengungkapkan biasanya pebisnis di Asia tidak suka minta tolong. "Mereka takut kehilangan muka," tutur konsultan bagi perusahaan-perusahaan dalam kelompok Fortune 500 itu.
Bagi Cina Singapura, ada istlah 'quanxi'. Kata ini bermakna hubungan dekat pada pertemanan maupun keluarga. "saat ini sudah makin luntur. Mereka tidak menyadari itu," ujarnya.
4. Pegang teguh konsep inti
Makin jauh dari konsep inti dalam bisnis, menjadi kesalahan besar dalam perjalanan berusaha. Richard Eu, CEO dari perusahaan obat tradisional Cina dengan merek Eu Yan Sang, merupakan contoh sukses dengan konsep bisnis intinya: obat tradisional.
Dari enam gerai yang dipunya di Singapura, 20 tahun kemudia menjelma jadi merek multinasional yang hadir di 219 toko dan 29 klinik. Tak hanya di Singapura, tapi di kawasan Asia.
"Wirausahawan harus tahu kompetensi utama yang dimilikinya dan berpegang teguh pada hal itu," sarannya.
5. Kekuatan sumber daya manusia
Menemukan staf yang bisa memiliki visi sama dengan perusahaan memang bukan perkara mudah. Perlu perjuangan keras.
Liew Kee Sin, CEO SP Setia, perusahaan properti asal Malaysia menegaskan, "kesalahan banyak orang adalah mempekerjakan terlalu banyak 'yes man'." Ya, pekerja 'asal bapak senang'.
Kata kunci yang harus dipegang, kata Kee Sin, "saya memiliki tim kuat yang mendukung." Staf seharusnya juga bisa mengatakan: "Pak, Anda salah. Keputusan ini akan berdampak negatif."
Begitulah pengalaman para pengusaha yang berhasil di Asia. Jangan buat kesalahan yang sudah mereka alami.
0 komentar:
Post a Comment