Pria Lulusan SD Menciptakan Pembangkit Listrik dari
Batok Kelapa
REP
| 01 August 2012 | 16:09 Dibaca: 686 Komentar: 30 4 menarik
Slamet Haryanto berasal dari Desa
Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang hanya lulusan SD dan
sehari-hari bekerja sebagai tukang servis dinamo, telah berhasil menciptakan
Pembangkit Listrik Tenaga Hampa (PLTH). Penemuan ini berawal dari ketika
seorang tetangga yang memintanya untuk membuatkan sumber listrik untuk kandang
ayamnya, terciptalah generator berkapasitas 2000 watt.
Setelah pesanan selesai, Slamet
terus mengutak-atik dinamo, sampai akhirnya pada tahun 2008 tercipta prototipe
Pembangkit Listrik Tenaga Hampa. Generator ini tanpa BBM dan mirip solar cell,
dengan memanfaatkan arang batok kelapa sebagai karbon monoksida yang
ditempelkan di panel.
Satu panel mampu menghasilkan
1500-2000 watt listrik. Disebut hampa karena tidak ada suaranya, tidak memakai
BBM dan tidak perlu panas matahari. PLTH itu memiliki keunggulan mampu bertahan
hidup selama 24 jam. Syaratnya listrik yang dihasilkan harus terus digunakan,
entah menyalakan TV, kulkas atau barang elektronik lainnya.
Satu panel membutuhkan sekitar 3kg
karbon monoksida yang dihasilkan dari pembakaran batok kelapa. Sebetulnya
batubara juga dapat dipergunakan, namun menurut penciptanya batubara mempunyai
limbah yang berbahaya.
Harga yang dipatok relatif murah.
Untuk PLTH berkapasitas 1000 watt, yang telah menghabiskan biaya pembuatannya
sekitar 4 juta rupiah, Slamet menjual dengan harga 5 juta rupiah.
Menteri BUMN Dahlan Iskandar telah
memesan satu unit PLTH dengan kapasitas 10 ribu watt. Selain Dahlan, Badan
Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) juga telah memesan lima unit, serta
pemesan dari beberapa perusahaan asing.
Untuk urusan hak paten, Bupati
Malang Rendra kresna berjanji akan membantu pengurusan hak paten ke kementrian
Kehakiman, berkoordinasi dengan Universitas Brawijaya Malang.
Penemuan ini dinilai sangat bermanfaat untuk kelangsungan energi bangsa kita. Selain harga yang terjangkau, kelebihan PLTH adalah ramah lingkunga.Semoga dengan dukungan dari pemerintah, penemuan ini akan segera diproduksi secara masal, dan dapat segera dimanfaatkan oleh kita semua. Amiin
*** Berita di ambil dari harian Radar Bogor.
Penemuan ini dinilai sangat bermanfaat untuk kelangsungan energi bangsa kita. Selain harga yang terjangkau, kelebihan PLTH adalah ramah lingkunga.Semoga dengan dukungan dari pemerintah, penemuan ini akan segera diproduksi secara masal, dan dapat segera dimanfaatkan oleh kita semua. Amiin
*** Berita di ambil dari harian Radar Bogor.
Penemuan Mahasiswa
Mesin Perajang Tembakau
_______________________________________
Berawal dari keprihatinannya melihat petani di Desa Selopuro Blitar yang merajang tembakau secara terdisional, Edi Santoso, menemukan ide menciptakan mesin perajang tembakau mini yang cocok untuk usaha mandiri.
“Para petani tidak usah sering-sering mengasah pisau. Dengan mesin ini, petani cukup mengawasi proses perajangannya saja,” tutur mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) ini.
Pemuda kelahiran Tarakan, 28 Januari 1985 ini menjelaskan, dengan cara tradisional, daun tembakau digulung, lalu dirajang menggunakan pisau. Tetapi setelah kurang lebih 5 menit, perajangan terhenti karena pisau harus diasah. Ini disebabkan getah daun tembakau yang mengandung unsur kimia zat asam, dapat mempercepat penumpulan pisau rajangan. “Pekerjaan itu yang membuat waktu lebih lama dan hasilnya pun kurang optimal,” katanya.
Mesin berkapasitas 41kg/jam ciptaan Edi, kerja jadi lebih mudah. “Kalau secara tradisional dalam waktu satu jam hanya mampu merajang 7 Kg tembakau, dengan mesin ini per jamnya 41 Kg tembakau,” katanya.
Kelebihan:
Hasil rajangan rata dan sama, karena pisau berbentuk ulir sehingga ukurannya sama/seragam, praktis, dan pisau jarang diasah
Kekurangan:
Fleksibilitas lebar potongan kurang, hanya untuk ukuran 1 mm dan 2 mm, hanya digunakan untuk home industri.
Cara pembuatan:
Desain silinder beralur
Bahan: stainless steel
Desain hooper
Bahan : plat datar
Cara pembuatan:
Plat dipotong sesuai ukuran, plat datar disambung dengan cara di las, sehingga membentuk corong.
Desain outlet hasil rajangan tembakau
Bahan : plat datar
Cara pembuatan:
Plat dipotong sesuai dengan ukuran di atas; kemudian disambungkan dengan cara di las.
Desain rangka mesin
Bahan : baja profil L
Ukuran : 34 X 34 X 3 mm
Cara pembuatan:
Baja profil L dipotong sesuai ukuran di atas, potongan tersebut kemudian disambungkan seperti pada gambar dengan cara di las.
Cara Kerja:
1. Siapkan tembakau yang sudah di layukan
2. Pasang kabel pada alat perajang ke stop kontak kemudian tekan tombol on untuk memutar motor
3. Motor yang telah berputar dengan putaran 1400 rpm direduksi oleh pully dengan perbandingan putaran 1 : 2 menjadi 770 rpm yang kemudian putaran diteruskan lagi ke poros pen.
4. Putaran yang telah direduksi pada poros pen digunakan untuk memutar pisau selinder alur.
5. Masukkan daun tembakau melalui hope
6. Kemudian hasil rajangan daun tembakau akan keluar melalui saluran keluaran
Catatan:
Mata pisau silinder alur mempunyai 2 ukuran yang berbeda yaitu ukuran 1 mm dan ukuran 2 mm. Hasil rajangan daun tembakau mempunyai ukuran sesuai dengan pilihan ukuran mata pisau yang digunakan. Untuk mengubah ukuran hasil rajangan cukup dengan menarik pen pada poros pen kemudian menggeser posisi mata pisau sampai posisi maksimal yang dilanjutkan dengan melepaskan kembali pen nya.
Biaya untuk pembuatan Rp. 1.926.000. Untuk keterangan lebih jelas, bisa menghubungi Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS), Jl Arief Rachman Hakim 100 Surabaya atau Pembantu Rektor III, Ir Bambang Setyono MT, Jl Semampir 2A/Nanas 7 Surabaya. *(admin)
Mesin Perajang Tembakau
_______________________________________
Berawal dari keprihatinannya melihat petani di Desa Selopuro Blitar yang merajang tembakau secara terdisional, Edi Santoso, menemukan ide menciptakan mesin perajang tembakau mini yang cocok untuk usaha mandiri.
“Para petani tidak usah sering-sering mengasah pisau. Dengan mesin ini, petani cukup mengawasi proses perajangannya saja,” tutur mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) ini.
Pemuda kelahiran Tarakan, 28 Januari 1985 ini menjelaskan, dengan cara tradisional, daun tembakau digulung, lalu dirajang menggunakan pisau. Tetapi setelah kurang lebih 5 menit, perajangan terhenti karena pisau harus diasah. Ini disebabkan getah daun tembakau yang mengandung unsur kimia zat asam, dapat mempercepat penumpulan pisau rajangan. “Pekerjaan itu yang membuat waktu lebih lama dan hasilnya pun kurang optimal,” katanya.
Mesin berkapasitas 41kg/jam ciptaan Edi, kerja jadi lebih mudah. “Kalau secara tradisional dalam waktu satu jam hanya mampu merajang 7 Kg tembakau, dengan mesin ini per jamnya 41 Kg tembakau,” katanya.
Kelebihan:
Hasil rajangan rata dan sama, karena pisau berbentuk ulir sehingga ukurannya sama/seragam, praktis, dan pisau jarang diasah
Kekurangan:
Fleksibilitas lebar potongan kurang, hanya untuk ukuran 1 mm dan 2 mm, hanya digunakan untuk home industri.
Cara pembuatan:
Desain silinder beralur
Bahan: stainless steel
Desain hooper
Bahan : plat datar
Cara pembuatan:
Plat dipotong sesuai ukuran, plat datar disambung dengan cara di las, sehingga membentuk corong.
Desain outlet hasil rajangan tembakau
Bahan : plat datar
Cara pembuatan:
Plat dipotong sesuai dengan ukuran di atas; kemudian disambungkan dengan cara di las.
Desain rangka mesin
Bahan : baja profil L
Ukuran : 34 X 34 X 3 mm
Cara pembuatan:
Baja profil L dipotong sesuai ukuran di atas, potongan tersebut kemudian disambungkan seperti pada gambar dengan cara di las.
Cara Kerja:
1. Siapkan tembakau yang sudah di layukan
2. Pasang kabel pada alat perajang ke stop kontak kemudian tekan tombol on untuk memutar motor
3. Motor yang telah berputar dengan putaran 1400 rpm direduksi oleh pully dengan perbandingan putaran 1 : 2 menjadi 770 rpm yang kemudian putaran diteruskan lagi ke poros pen.
4. Putaran yang telah direduksi pada poros pen digunakan untuk memutar pisau selinder alur.
5. Masukkan daun tembakau melalui hope
6. Kemudian hasil rajangan daun tembakau akan keluar melalui saluran keluaran
Catatan:
Mata pisau silinder alur mempunyai 2 ukuran yang berbeda yaitu ukuran 1 mm dan ukuran 2 mm. Hasil rajangan daun tembakau mempunyai ukuran sesuai dengan pilihan ukuran mata pisau yang digunakan. Untuk mengubah ukuran hasil rajangan cukup dengan menarik pen pada poros pen kemudian menggeser posisi mata pisau sampai posisi maksimal yang dilanjutkan dengan melepaskan kembali pen nya.
Biaya untuk pembuatan Rp. 1.926.000. Untuk keterangan lebih jelas, bisa menghubungi Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS), Jl Arief Rachman Hakim 100 Surabaya atau Pembantu Rektor III, Ir Bambang Setyono MT, Jl Semampir 2A/Nanas 7 Surabaya. *(admin)
0 komentar:
Post a Comment