UANG
TUNJANGAN SERTIFIKASI AKAN TURUN
Pernyataan
bahwa uang tunjangan sertifikasi akan turun adalah sebuah angin surga bagi
seorang tenaga pendidik khususnya guru. Namun berita itu kadang seperti lelucon
Abunawas yang menghibur rakyat Baghdat pada kisah Seribu Satu Malam. Kita
pernah mendengar cerita Abunawas Akan Terbang yang ditanggapi serius oleh
rakyat Baghdat saat itu karena di jaman tersebut masih belum ada kapal terbang.
Yang bisa terbang hanya burung. Mendengar Abunawas akan terbang maka berduyun duyunlah
masyarakat ke sebuah lapangan yang sudah ditunjuk oleh Abunawas untuk
menyaksikan aksinya. Ternyata hal itu hanyalah permainan kata. Akan terbang
berarti tidak terbang sungguhan namun hanya persiapan sebelum terbang. Apakah
Abunawas benar-benar terbang? Ya jelas tidak, karena informasi yang disampaikan
bahwa Abunawas hanya akan terbang.
Begitupula
mendengar tunjangan sertifikasi akan turun ,maka bagi seorang guru yang sudah
berkesempatan memperoleh dana tunjangan profesi akan langsung berminat mendegar
lebih jauh berital itu. Seakan dewa
penyelamat sudah turun dan sinterkas telah membawa bingkisan yang akan segera
dibagikan berupa tunjangan sertifikasi.
Bukan hanya di radio, televisi , koran asalkan ada media masa yang menyirakan tentang hal itu pasti akan
sangat diperhatikanoleh para guru , lebih lebih bila masanya sudah seharusnya
keluar.
Ketika
yang dinantikan tidak kunjung turun maka di Kolom Piye Jal pada koran Nasiona Suara
Merdeka ini akan banyak dihujani dengan pertanyaan itu ada yang menanyakan
kapan turun, mengapa tidak turun-turun, tahun lalu hanya diberikan sebelas
bulan tahun ini hanya sepuluh bulan lalu kemana sisanya dan sebagainya. Malah dalam
kolom tersebut ada pula yang menanggapi mengapa para guru selalu mengejar
haknya yakni tunjangan sertifikasi , urusi murid murid dulu agar tidak tawuran. Demikian SMS yang muncul
di Kolom Piye Jal.
Bila
guru sangat mengharap turunnya tunjangan
sertifikasi adalah hal yang wajar
dan manusiawi karena uang itu sangat membantu dalam menopang ekonomi keluarga
para guru. Para guru sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa dan Pemerintah yang telah memberikan tunjangan itu. Kita merasa iba
ketika mendengar lagunya Iwan Fals yang menggambarkan sosok guru sebagai Umar
Bakri yang naik sepeda kumbang . Juga bangga akan komitmen serta kepedulian
guru dalam menjalankan profesinya sehingga mendapat julukan sebagai Pahlawan Tanpa
Tanda Jasa.
Dengan
terbitnya Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ,maka mulailah
babak baru bagi perbaikan finansial seorang pendidik/guru. Melalui undang-
undang tersebut para guru dan dosen yang memenuhi syarat dapat menerima
tunjangan yang besarnya satu kali gaji pokok. Selain ekonomi para guru
berangsur- angsur menjadi baik, gengsinya juga meningkat dan bagi guru yang
masih bujang relatip makin mudah mencari pasangan hidup sesuai harapan. Tentu
hal ini merupalan sesuatu yang tidak diduga sebelumnya sekalipun tetap
diharapkan.
Sekarang
guru yang memperoleh tunjangan profesi sangat jarang yang naik sepeda kumbang
ketika berangkat ke tempat mengajar. Bahkan tidak sedikit yang berani mengambil
kredit untuk membeli mobil minimal sepeda motor. Ada juga yang kemudian tidak
diambil selama beberapa tahun untuk pergi umroh maupun mendaftar haji bersama
istri / suami.
Mendapat
tunjangan sertifikasi digunakan untuk hal demikian tentu saja masih terbilang
bagus karena dapat mengangkat harkat /gengsi guru . Jangan sampai tunjangan
profesi digunakan namun keperluan yang sangat tidak bermanfaat misalkan untuk foya foya seakan balas dendam
dengan keadaan yang sebelumnya yakni selalu dalam kesulitan.
Akan
sangat bagus bila ketika tunjangan sertifikasi turun kemudian digunakan untuk
melengkapi sarana kerja seperti membeli lap top, LCD maupun perengkat/media
pembelajaran dan buku referensi sebagai acuan mengajar.
Masyarakat kadang hanya melihat besaran uang
yang diterima guru sehingga dengan adanya tunjangan sertifikasi menjadikan
profesi ini menjadi salah satu idola masyarakat. Di samping itu konsekwensi
sebagai pendidik harus mencupi banyak hal yang merupakan tugas administratip
seperti membuat Program Tahunan, Program
Semester, Silabus, RPP, Evaluasi /Penilaian, Penilaian Kepribadian Anak,
Evaluasi Nilai, Analisa Soal, Perbaikan/ remedi, Penelitian Tjndakan Kelas,
penyusunan Karya Ilmiah dan sebagainya juga tugas sampiran yang juga memerlukan
dukungan administrasi misalkan sebagai Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Wali
Kelas, Ketua Jurusan dan sebagainya. Di luar itu ada juga bentuk evaluasi yang
mengarah pada kinerja seperti Ujian Kompetensi Guru (UKG), Penilaian Kompetensi
Guru, Evaluasi Diri Guru yang Bersertifikasi dan sebagainya. Intinya bila semua
itu dilakukan maka guru tidak sempat istirahat.
Maka
ketika ada dana sertifikasi tutun dapat dikatakan sebagai pelipur lara dan
penghapus dahaga ketika berjalan ditengah padang pasir yang penuh aral. Sudah
sewajarnyalah bila dana itu ditunggu dan setelah turun dinikmati bersama keluarga. Maka
bila ada berita bahwa tunjangan sertifikasi akan turun para pendidik sudah
berdebar-debar hatinya semoga yang memberi berita itu bukan Abu Nawas.
PENGIRIM :
HERO SULTONI COMARA
Guru SMK N 4 Brangsong Kendal
081325134341
0 komentar:
Post a Comment